Tuesday, December 4, 2012

Resume of School-based Assessment of Chemistry Practical Work: Exploring Some Directions for Improvement

Saat ini asesmen berbasis sekolah secara luas diyakini dapat menghindarkan kelemahan dari suatu sekolah. Hal ini juga mempengaruhi sistem penilaian di Hongkong yang diwujudkan dengan adanya pemberlakuan Skema Penilaian Guru (Teacher Assessment Scheme/TAS) terutama untuk mata pelajaran kimia di tingkat lanjutan. Menurut penelitian, implementasi TAS di Hongkong menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi guru kimia. Kekhawatiran tersebut dikumpilkan melalui angket/kuesioner. Berdasarkan 10 poin tertinggi yang dikemukakan 372 guru di Hongkong, beberapa petunjuk dalam TAS untuk meningkatkan sistem penilaian dirasa perlu didiskusikan.

Sistem penilaian berbasis sekolah ini dirancang oleh Hong Kong Examinations and Assessment Authority (HKEAA). Asesmen berbasis sekolah dianggap mampu menghilangkan kelemahan dari ujian tertulis, yaitu mengurangi kesempatan peserta didik untuk berspekulasi. Selain itu asesmen jenis ini juga dapat mengkover beberapa pembelajaran yang tidak dapat dinilai secara maksimal dengan ujian tertulis. Asesmen berbasis sekolah digunakan untuk membantu menilai aspek afektif dan psikomotor, tidak hanya aspek kognitif saja.
Pemberlakuan TAS untuk mata pelajaran kimia diimplementasikan pada peserta didik Form 6 dan Form 7 (sejajar dengan tingkat SMA di Indonesia). Asesmen lebih difokuskan pada tindakan peserta didik saat kerja praktek. Guru diminta untuk menilai peserta didiknya secara terus menerus hingga praktek selesai. Menurut kebutuhan TAS (HKEAA, 2002), peserta didik seharusnya dapat mencapai nilai batas minimum untuk 18 bab pelajaran kimia dan melakukan 10 eksperimen pada Form 6 dn Form 7. Asesmen yang dilakukan sehrusnya mengkover 3 kemampuan berikut:
·         Kemampuan A (40%) – keahlian manipulasi, keahlian dalam observasi, dan penampilan yang umum.
·         Kemampuan B (40%) – presentasi data, interpretasi hasil, dan perencanaan eksperimen atau proyek.
·         Kemampuan C (20%) – sikap yang baik pada praktek kimia.
Penelitian ini menunjukkan beberapa poin penting pada inovasi pendidikan (implementasi TAS di Hongkong) yang diklasifikasikan dalam 5 kategori, yaitu evaluasi, informasi, manajemen, akibat/konsekuensi, dan pemfokusan kembali. Hasilnya mengindikasikan bahwa kebanyakan guru kimia merasa cukup kesulitan pada beberapa poin seperti muatan kerja guru, sumber dan dukungan, mekanisme penilaian yang benar, muatan kerja pesert didik, kesulitan dalam memotivasi perserta didik, dan kolaborasi guru. Tujuan dari TAS tidak sejalan dengan usaha mereformasi kurikurum terakhir ini di Hongkong. Analisis kami menunjukkan akar masalahnya adalah banyaknya eksperimen pada Form 6 dan Form 7, kurangnya dukungan dari HKEAA, hubungan teori dan pelaksanaan TAS, batas koordinasi kelompok, dan tujuan asesmen yang sebenarnya. Dengan adanya implementasi TAS sebagai sistem penilaian ujian tindakan, guru menjadi tidak fokus dalam mengajar peserta didiknya, karena selama eksperimen berlangsung, guru harus menilai semua butir yang ada dalam TAS. Seolah-olah guru dipaksa untuk menilai semua kegiatan peserta didik, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara bersama-sama. Padahal tidak setiap materi kimia pada Form 6 dan Form 7 dapat dipraktikumkan, namun guru dituntut untuk melaksanakan miniml 10 macam eksperimen.
Sayangnya pelaksanaan asesmen berbasis sekolah yang diwujudkan dengan TAS ini masih kurang mendapat perhatian dari HKEAA. Menurut peneliti, baik guru dan perangkat pendidikan lainnya seharusnya melakukan perubahan petunjuk yang jelas pada pelaksanaan TAS, misalnya penyesuaian silabus kimia yang hanya menyisakan sedikit ruang dan waktu untuk guru besert peserta didikny saling terbuka sebagai umpan balik. Silabus kimia tersebut perlu direvisi agar mendukung peserta didik berpengalaman dalam berbagai kerja praktek atau proyek mengenai kimia. Sebenarnya tidak ada sistem penilaian/asesmen berbasis sekolah yang terbaik untuk kimia. Suatu sistem dapat berlangsusng baik di United Kingdom atau Australia, mungkin juga tidak baik untuk peserta didik Hongkong. Suatu asesmen harus membantu meningkatkan kualitas pembelajaran setiap peserta didik. Hal yang paling penting dalam mengubah asesmen berbasis sekolah dalam kegiatan belajar mengajar adalah prinsip tidak meremehkan. Ini membutuhkan manajemen, rencana, dan komunikasi yang sangat baik antara berbagai pihak atau berbagai perangkat pendidikan.

Sumber:

0 comments:

Post a Comment