Resume of
School-based Assessment of
Chemistry Practical Work: Exploring Some Directions for Improvement
Saat ini asesmen berbasis sekolah secara luas
diyakini dapat menghindarkan kelemahan dari suatu sekolah. Hal ini juga
mempengaruhi sistem penilaian di Hongkong yang diwujudkan dengan adanya
pemberlakuan Skema Penilaian Guru (Teacher Assessment Scheme/TAS) terutama untuk mata pelajaran kimia di
tingkat lanjutan. Menurut penelitian, implementasi TAS di Hongkong menimbulkan
kekhawatiran tersendiri bagi guru kimia. Kekhawatiran tersebut dikumpilkan
melalui angket/kuesioner. Berdasarkan 10 poin tertinggi yang dikemukakan 372
guru di Hongkong, beberapa petunjuk dalam TAS untuk meningkatkan sistem
penilaian dirasa perlu didiskusikan.
Sistem penilaian berbasis sekolah ini dirancang oleh Hong Kong Examinations and Assessment Authority (HKEAA). Asesmen berbasis sekolah dianggap mampu menghilangkan kelemahan dari ujian tertulis, yaitu mengurangi kesempatan peserta didik untuk berspekulasi. Selain itu asesmen jenis ini juga dapat mengkover beberapa pembelajaran yang tidak dapat dinilai secara maksimal dengan ujian tertulis. Asesmen berbasis sekolah digunakan untuk membantu menilai aspek afektif dan psikomotor, tidak hanya aspek kognitif saja.
Pemberlakuan TAS untuk mata pelajaran kimia
diimplementasikan pada peserta didik Form 6 dan Form 7 (sejajar dengan tingkat
SMA di Indonesia). Asesmen lebih difokuskan pada tindakan peserta didik saat
kerja praktek. Guru diminta untuk menilai peserta didiknya secara terus menerus
hingga praktek selesai. Menurut kebutuhan TAS (HKEAA, 2002), peserta didik
seharusnya dapat mencapai nilai batas minimum untuk 18 bab pelajaran kimia dan
melakukan 10 eksperimen pada Form 6 dn Form 7. Asesmen yang dilakukan sehrusnya
mengkover 3 kemampuan berikut:
·
Kemampuan A
(40%) – keahlian manipulasi, keahlian dalam observasi, dan penampilan yang
umum.
·
Kemampuan B (40%) –
presentasi data, interpretasi hasil, dan perencanaan eksperimen atau proyek.
·
Kemampuan C (20%) –
sikap yang baik pada praktek kimia.
Penelitian ini menunjukkan beberapa poin penting
pada inovasi pendidikan (implementasi TAS di Hongkong) yang diklasifikasikan
dalam 5 kategori, yaitu evaluasi, informasi, manajemen, akibat/konsekuensi, dan
pemfokusan kembali. Hasilnya mengindikasikan bahwa kebanyakan guru kimia merasa
cukup kesulitan pada beberapa poin seperti muatan kerja guru, sumber dan
dukungan, mekanisme penilaian yang benar, muatan kerja pesert didik, kesulitan
dalam memotivasi perserta didik, dan kolaborasi guru. Tujuan dari TAS tidak
sejalan dengan usaha mereformasi kurikurum terakhir ini di Hongkong. Analisis
kami menunjukkan akar masalahnya adalah banyaknya eksperimen pada Form 6 dan
Form 7, kurangnya dukungan dari HKEAA, hubungan teori dan pelaksanaan TAS,
batas koordinasi kelompok, dan tujuan asesmen yang sebenarnya. Dengan adanya
implementasi TAS sebagai sistem penilaian ujian tindakan, guru menjadi tidak
fokus dalam mengajar peserta didiknya, karena selama eksperimen berlangsung,
guru harus menilai semua butir yang ada dalam TAS. Seolah-olah guru dipaksa
untuk menilai semua kegiatan peserta didik, baik dari aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik secara bersama-sama. Padahal tidak setiap materi kimia pada
Form 6 dan Form 7 dapat dipraktikumkan, namun guru dituntut untuk melaksanakan
miniml 10 macam eksperimen.
Sayangnya pelaksanaan asesmen berbasis sekolah yang
diwujudkan dengan TAS ini masih kurang mendapat perhatian dari HKEAA. Menurut
peneliti, baik guru dan perangkat pendidikan lainnya seharusnya melakukan
perubahan petunjuk yang jelas pada pelaksanaan TAS, misalnya penyesuaian
silabus kimia yang hanya menyisakan sedikit ruang dan waktu untuk guru besert
peserta didikny saling terbuka sebagai umpan balik. Silabus kimia tersebut
perlu direvisi agar mendukung peserta didik berpengalaman dalam berbagai kerja
praktek atau proyek mengenai kimia. Sebenarnya tidak ada sistem
penilaian/asesmen berbasis sekolah yang terbaik untuk kimia. Suatu sistem dapat
berlangsusng baik di United Kingdom atau Australia, mungkin juga tidak baik
untuk peserta didik Hongkong. Suatu asesmen harus membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran setiap peserta didik. Hal yang paling penting dalam mengubah
asesmen berbasis sekolah dalam kegiatan belajar mengajar adalah prinsip tidak
meremehkan. Ini membutuhkan manajemen, rencana, dan komunikasi yang sangat baik
antara berbagai pihak atau berbagai perangkat pendidikan.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment